loading…
Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan Ukraina atas permasalahan ekspor gas dari Rusia ke Eropa. FOTO/Newsweek
Perjanjian lima tahun yang saat ini berlaku yang mengijinkan gas Rusia untuk disalurkan ke Slovakia, Republik Ceko, Hungaria, dan Austria akan berakhir pada akhir tahun ini. Sekutu Putin, Robert Fico, Perdana Menteri Slovakia, dan Viktor Orbán, Perdana Menteri Hungaria, keduanya mendukung kelanjutan kesepakatan tersebut.
Kegagalan Putin untuk menandatangani kesepakatan gas baru dengan Ukraina akan menggeser sumber-sumber gas alam dari beberapa negara Eropa dan menyebabkan kerugian moneter karena mereka mencari negara-negara lain untuk mengisi kekosongan impor dan menemukan metode-metode baru untuk transit.
Harga gas telah naik 5% akibat kebuntuan ini, kata Bloomberg hari Jumat. Hilangnya pendapatan bagi Rusia dapat mempengaruhi kemampuan untuk berperang melawan Ukraina. Pasokan gas Rusia ke Eropa telah menurun sejak perang dimulai pada Februari 2022, karena sanksi. Moskow mengirimkan sekitar 15 miliar meter kubik (bcm) gas melalui Ukraina pada 2023 hanya 8% dari aliran puncaknya ke Eropa dari tahun 2018 hingga 2019. Ukraina sebelumnya mengatakan tidak akan memperbarui kesepakatan, yang akan berakhir pada 31 Desember 2024 karena kesepakatan ini membantu mendanai upaya perang Rusia.
Selain faktor waktu untuk menandatangani kesepakatan baru, Putin juga mengutip gugatan hukum yang menghambat pasokan. Putun juga mengatakan bahwa Rusia akan dengan senang hati memasok gas ke Eropa melalui Polandia. Fico baru-baru ini mengunjungi Moskow untuk mendorong negosiasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina, dalam upaya menjaga agar gas tetap mengalir. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sejak itu mengkritik Fico karena tidak menerima kesepakatan kompensasi sebesar USD229 juta untuk kerugian yang disebabkan oleh tidak diperpanjangnya perjanjian tersebut.
Seperti Fico, sekutu Putin, Orbán, juga telah terlibat dalam pembicaraan untuk menjaga agar gas Rusia tetap mengalir ke Budapest melalui Ukraina. Negara ini mengimpor sekitar 7,5 bcm gas Rusia melalui pipa Turkstream dan sejumlah tambahan melalui Rumania tahun ini.
Diskusi-diskusi mengenai kesepakatan gas baru dilaporkan berlangsung di bulan November, yang akan mempertahankan Ukraina sebagai bagian dari rute transportasi namun tidak memasukkan Rusia sebagai penyedia gas. Kontrak baru ini akan mengalirkan 12-14 bcm gas per tahun dari Azerbaijan melalui rute-rute yang sama yang saat ini mengangkut gas Rusia ke Slovakia, Austria, dan Hungaria.
Menurut Bloomberg, gas yang hilang melalui kontrak yang berakhir akan mencapai sekitar 5% dari permintaan di Eropa, dan negara-negara harus lebih bergantung pada gas pipa dari Norwegia atau pasokan cair dari AS.
“Mereka mengumumkan bahwa mereka tidak akan memperpanjang kontrak. Tidak ada kontrak dan tidak mungkin menyelesaikannya dalam 3-4 hari,” ujar Putin dalam sebuah konferensi pers, dilansir dari Newsweek, Minggu (29/12/2024).
Zelensky menulis di X: “Kami berjuang untuk hidup kami, Fico berjuang untuk uang, dan kecil kemungkinan uang itu untuk Slovakia. Perjanjian bayangan dengan Putin adalah pertukaran kepentingan negara atau bekerja untuk keuntungan pribadi.”
Menurut laporan Bloomberg, pembicaraan terus berlanjut di hari-hari yang tersisa di tahun ini dan kesepakatan di menit-menit terakhir tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan, terutama mengingat sejarah pengaturan seperti itu di saat-saat terakhir selama perselisihan gas sebelumnya. Masih harus dilihat apakah kesepakatan gas baru dengan Azerbaijan berhasil dan apakah Rusia akan terus memasok gas ke pembeli Eropa melalui rute lain.
(nng)