loading…
India sedang bersiap untuk memblokir upaya Pakistan memperoleh 1,1% saham di BRICS New Development Bank (NDB) yang berbasis di Shanghai. Foto/Dok RT, Getty
Pada bulan Februari, pemerintah Pakistan menyetujui akuisisi 5.882 saham NDB senilai USD582 juta yang setara Rp9,4 triliun (dengan kurs Rp16.194 per USD), dengan dana USD116 juta sebagai modal yang disetor. Namun New Delhi dilaporkan menentang rencana tetangganya untuk membeli saham di Bank BRICS.
Baca Juga: Geng Baru Rusia Ini Buang Dolar AS Rp1.626 Triliun, Kemenangan Besar Dedolarisasi
Menteri Keuangan Pakistan, Mohammad Aurangzeb menyatakan, bahwa langkah tersebut akan membantu Islamabad mendiversifikasi opsi pinjamannya dan mengurangi ketergantungannya pada keuangan dan kebijakan Bank Dunia dan IMF.
Menurut Business Standard, India akan mengangkat isu ini dalam pertemuan IMF untuk mereview paket bailout senilai USD7 miliar yang diberikan kepada negara Asia Selatan yang hampir bangkrut itu pada Juli 2024. Berbeda dari praktik biasanya yang abstain dari diskusi mengenai permohonan pinjaman Pakistan di IMF, India kemungkinan akan mengungkapkan keberatannya terhadap perjanjian yang diusulkan dengan NDB kali ini, demikian diungkap laporan tersebut.
India menilai Pakistan tidak konsisten, dengan menunjukkan bahwa sementara menerima pinjaman IMF untuk mengurangi risiko kebangkrutan, negara itu secara bersamaan merencanakan untuk berinvestasi di pemberi pinjaman lain, NDB. New Delhi kemungkinan akan berargumen bahwa hal itu sebagai ‘omong kosong ganda’ dan tidak dapat diterima, klaim laporan.
Selain itu Pakistan juga secara resmi telah meminta keanggotaan BRICS, kelompok yang awalnya dibentuk oleh lima ekonomi yang sedang berkembang, yang mencakup saingannya India di samping Brasil, Rusia, China, dan Afrika Selatan.