loading…
PT Pertamina (Persero) mencatatkan pendapatan yang fantastis dalam kurun waktu tiga tahun ini. FOTO/dok.SINDOnews
Nilai tersebut disampaikan Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI, Kamis (20/2/2024). Pendapatan perusahaan melonjak rata-rata 15 persen selama periode tersebut.
Di sisi aset, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor minyak dan gas bumi (migas) ini membukukan USD90 miliar. Kendati begitu, capital expenditure (capex) atau pengeluaran perusahaan juga tak kalah bombastis, yakni di kisaran USD7 miliar.
“Kita sekarang ini mengelola aset dengan nilai sekitar USD90 miliar dan revenue USD75 miliar, dan capex yang kita spending USD7 miliar,” ujar Wiko saat RDP di gedung Parlemen, Jakarta.
Pada 2022, pendapatan Pertamina menyentuh level USS84,9 miliar atau paling tinggi. Wiko menyebut kinerja keuangan yang gemilang ini didukung oleh harga minyak dunia yang saat itu berada di kisaran USD 97 per barel.
Adapun, performa keuangan dalam tiga tahun terakhir tetap positif, sekalipun harga minyak mentah dunia dipengaruhi oleh gejolak geopolitik dan disrupsi teknologi. Hingga Oktober tahun lalu, Pertamina berhasil mengantongi laba bersih USD2,66 miliar atau Rp42,1 triliun.
(nng)