loading…
Diskusi panel yang bertajuk Building a Robust Energy Infrastructure to Achieve Energy Resilience. (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)
Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan ASPEBINDO pada misi ketahanan energi nasional dengan menjadi mitra strategis dalam transformasi energi Indonesia. Dalam hal ini, ketahanan energi nasional menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dalam rangka transformasi energi dan pemanfaatan sumber daya nasional.
Ketahanan energi ini termasuk dalam delapan misi besar pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang juga dikenal sebagai Asta Cita. Untuk mewujudkannya, kementerian dan lembaga telah menyusun berbagai program strategis, salah satunya percepatan pembangunan infrastruktur.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian Ekonomi Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) La Ode Sulaeman menggambarkan tiga tantangan utama dalam pengembangan dan pengelolaan energi melalui konsep ‘The Energy Trilemma’. Konsep yang dikembangkan oleh World Energy Council ini terdiri dari ketahanan energi, keterjangkauan energi, dan juga kelestarian lingkungan.
“Kalau kita lihat dari Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), energy mix pembangkit masih didominasi oleh pembangkitan menggunakan moda gas bumi sampai dengan 2050. Untuk itu, kita mengupayakan pembangunan infrastruktur agar bisa memenuhi kebutuhan energi dalam negeri,” ujarnya.
Infrastruktur menjadi unsur utama dalam mencapai ketahanan energi. Sebab, perannya begitu penting dalam rantai pasok energi, sehingga proses pendistribusian dapat berjalan dengan baik dan menjangkau seluruh wilayah Tanah Air.
Hal ini turut diamini oleh Direktur Investasi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Boy Robyanto. Dia menjabarkan peran pelabuhan sebagai ‘hub’ distribusi energi, yakni titik kritis rantai pasok energi, serta konektivitas pelabuhan dengan transportasi darat, laut, dan udara.
“Pengembangan infrastruktur pelabuhan yang modern dan efisien terus dilakukan untuk mendukung kemandirian energi nasional, sejalan dengan upaya mencapai swasembada energi. Peningkatan akses energi ke daerah terpencil melalui pelabuhan dapat membantu pemerataan pembangunan dan pengentasan kemiskinan di wilayah tersebut,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Internasional Explorasi dan Produk Jaffee Arizon Suardin mengatakan bahwa pihaknya mendukung misi Asta Cita melalui berbagai terobosan. Tak terkecuali program swasembada energi, SDM yang berkualitas, pendanaan, hingga BUMN yang dinilai tegak lurus terhadap Asta Cita pemerintah.
“Kami terus melihat opportunity untuk penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) lainnya dalam rangka memproduksi minyak dan gas. Kami memastikan proyek ini mempunyai CO2-foodprint yang lebih kecil. Tidak lagi melepaskan emisi yang sangat besar,” katanya dalam diskusi panel ASPEBINDO bertajuk ‘Building a Robust Energy Infrastructure to Achieve Energy Resilience’ di Jakarta, Kamis (27/2/2025).