loading…
Kemenhub menghitung ulang program tahunan seperti mudik gratis lebaran setelah adanya efisiensi anggaran. FOTO/dok.SINDOnews
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan program mudik gratis sebetulnya cukup membantu masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan roda dua melakukan perjalanan antar provinsi. Sebab hal ini menyangkut dalam aspek keselamatan pengendara.
“Mudik gratis, kalau anggarannya masih ada kita teruskan. Karena ini memang mudik gratis ini sangat membantu masyarakat dan membantu kami,” ujar Dudy saat ditemui di Jakarta, Jumat malam (31/1/2025).
Harapannya program mudik gratis terus dijalankan terutama pada periode lebaran dan natal. Baik dilakukan oleh swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar bisa mengakomodir perjalanan untuk menjamin keselamatan masyarakat yang hendak melakukan perjalanan.
Di samping itu, Menhub Dudy menilai program mudik gratis ini juga membantu para petugas lalu lintas yang berjaga untuk mengurai kemacetan. Karena lewat program mudik gratis ini dapat mengatur jadwal keberangkatan sehingga tidak terkonsentrasi dalam satu waktu dan menimbulkan kemacetan.
“Ke depan kita mencoba mengkoordinir penyelenggaraan mudik gratis, sehingga bisa mengatur flow-nya, kapan mereka akan berangkat dan kapan mereka akan kembali,” tambahnya.
Dia menyebutkan salah satu upaya yang dilakukan untuk tetap menghadirkan program mudik gratis pada lebaran 2025 ini adalah dengan mengajak badan usaha atau BUMN. Bagi badan usaha yang ingin berpartisipasi nantinya akan dikoordinir langsung oleh Kemenhub untuk diatur lebih lanjut terkait jadwal keberangkatan dan kepulangan.
“Kita akan mendorong pihak swasta atau BUMN kalau anggaran tidak ada untuk menyelenggarakan mudik gratis. Karena selama ini kita melihat belum terkoordinir. Sehingga ada satu orang misalnya reservasi ke banyak penyelenggara mudik gratis,” ujar Menhub.
“Bahwa program mudik gratis membantu, iya. Karena bisa mengurangi potensi kecelakaan di jalan ketika seseorang bepergian mudik memilih untuk menggunakan kendaraan roda dua,” kata dia.
(nng)