loading…
Terputusnya pasokan gas pipa Rusia yang melalui Ukraina membuat harga gas di Eropa melonjak. FOTO/Ilustrasi
Kiev memutuskan pada akhir tahun 2024 untuk mengakhiri kontrak transit gas lima tahunnya dengan raksasa energi Rusia Gazprom. Keputusan itu mengakibatkan pasokan gas pipa Rusia ke Hongaria, Rumania, Polandia, Slowakia, Austria, Italia, dan Moldova terputus.
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky mengklaim pemutusan kontrak tersebut ditujukan untuk menghilangkan pendapatan energi Moskow. Namun, Slowakia dan Hongaria menuduhnya sengaja memicu krisis energi untuk keuntungan politik.
Melansir Russia Today, Sabtu (1/2/2025), akibat krisis pasokan itu, kontrak acuan bulan depan di hub gas TTF Belanda naik lebih dari 4% pada hari Jumat, melampaui USD590 per seribu meter kubik, atau 53,62 euro per megawatt-jam, memperpanjang kenaikan di hari sebelumnya.
Data juga menunjukkan bahwa tingkat penyimpanan gas Uni Eropa telah menyusut hingga sekitar 55%, jauh lebih rendah dari 72% yang tercatat pada waktu yang sama tahun lalu dan di bawah rata-rata lima tahun sebesar 62%.
Analis mengantisipasi peningkatan harga lebih lanjut didorong permintaan pemanas di tengah perkiraan bahwa suhu akan turun lebih jauh dalam beberapa hari mendatang.
Uni Eropa telah menghadapi pengurangan dramatis dalam impor gas Rusia, yang sebelumnya mencapai 40% dari total pasokan blok tersebut, karena sanksi terkait Ukraina dan sabotase jaringan pipa Nord Stream pada tahun 2022.
Sebagai kompensasi, blok tersebut telah meningkatkan ketergantungannya pada impor gas alam cair (LNG) yang lebih mahal dari AS dan Norwegia. Namun, penghentian produksi baru-baru ini di ladang Gullfaks, Troll, dan Asgard di Norwegia semakin membatasi pasokan energi ke benua Eropa.